Assalamualaikum ummahat, apa kabar? Kami baru saja mengunjungi tempat wisata di dalam kota. Siapa nih yang suka main ke alun-alun? Kali ini umma mau berbagi cerita pengalaman pertama bareng Fa dan Ha masuk alun-alun kota Depok. Simak secara lengkap ya
Hai, Alun-Alun Kota Depok
Alun-alun Kota Depok sudah umma nanti sejak 2016 ketika umma
memutuskan mengikuti suami yang berdomisili di Kota Depok. Masih tentang memori
masa kecil, ingin pergi ke alun-alun, menghabiskan waktu disana kemudian
beribadah di Masjid Raya. Semuanya bisa dilakukan dengan mudah dan murah
tentunya.
Adanya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan diperbarui dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Otonomi Daerah. Kebijakan
tersebut membuat pemerintah daerah tidak lagi bertanggung jawab pada Gubernur. Belakangan
kebijakan tersebut secara tidak langsung mengobati memori umma kecil mengenai
alun-alun.
Adanya permintaan akan kebutuhan ruang publik di perkotaan serta
masa pandemi membuat pemerintah daerah
berbondong-bondong membangun fasilitas
umum. Salah satunya berkah untuk umma dengan hadirnya alun-alun Kota Depok yang
diresmikan pada 12 Januari 2020.
Lokasi Alun-Alun Kota Depok
Tata letak kota Depok bersifat tumbuh, sehingga tidak serta merta lokasinya berada di jantung kota seperti umumnya pada daerah lain. Lokasi alun-alun berada di Jl. Boulevard GDC No.25, Jatimulya, Kec. Cilodong, Kota Depok. Meski berada di area yang cukup strategis yaitu terletak di perbatasan Depok – Cibinong dan Bojonggede, tidak ada transportasi umum yang dapat mengakses wilayah ini.
Menuju Alun-Alun Kota Depok
Lokasinya berada di dalam area Grand Depok City yang
merupakan salah satu kawasan hunian dengan luas lahan 300 hektar. Alun-alun ini
berada diujung komplek GDC berjarak 1km dari Terminal Kampung Sawah, Cilodong. Meski
begitu dekat terminal, dibutuh berjalan kaki selama 3 menit jika ingin menuju
lokasi alun-alun Kota Depok.
Meski di laman wikipedia dituliskan beberapa rekomendasi
pilihan transportasi. Hemat pikir umma, transportasi daring lebih disarankan
dari pada angkutan kota. Terlebih untuk ummahat dari luar yang mengendarai KAI
Commuter Line atau Bis.
Biaya Transportasi
Pengunjung seperti umma perlu menggunakan kendaraan pribadi
atau transportasi daring jika ingin menuju lokasi. Misalnya jika menggunakan
aplikasi gojek tarifnya berkisar Rp 26.000,- dengan kendaraan roda dua dan Rp
42.000,- dengan kendaraan roda empat. Tarif tersebut dari lokasi umma di
Kelurahan Beji yang hanya berjarak 8,9 km dengan Alun-Alun Kota Depok.
Jelajah Alun-Alun Kota Depok
Pemerintah kota menyediakan area parkir untuk kendaraan para
pengunjung. Area parkir roda dua berada di depan gerbang utama sedangkan roda
empat berada di samping gerbang utama.
Tidak ada pungutan untuk biaya parkir maupun masuk ke dalam area alun-alun
alias GRATIS.
Di depan gerbang ini banyak terdapat pedagang kaki lima yang menjajan makanan dan minuman
ringan. Untuk ummahat yang mau berkunjung, umma sarankan minimal membawa
sebotol air mineral. Mengingat area ini memiliki luas 3,9 ha dengan desain
memanjang ke belakang.
Ruang publik ini hanya memiliki satu pintu gerbang utama di
bagian depan saja yang juga merupakan gerbang utama. So jika ingin berkunjung
kesini siapkan pakaian yang nyaman dan kondisi tubuh yang optimal. Terlebih
jika berkunjung bersama balita.
Kolam Retensi
Selepas masuk gerbang utama kami berjalan menuju jembatan
besar yang menghubungkan area gerbang menuju area alun-alun. Umma dan FaHa
memilih melangkah ke area sebelah kiri dari jembatan. Kami berjalan berlahan
pada area labirin yang dibangun di atas kolam retensi dan dermaga.
Kami menghabiskan waktu yang cukup lama pada area ini. Adik
Ha terpukau terhadap kehadiran binatang yang baru pertama ia temui. Dia
bersemangat membantu para kaki seribu agar tidak terinjak pengunjung lainnya.
Dia menggunakan ranting pohon yang terjatuh untuk meminggirkan kaki seribu ke
pinggir area.
Setelah mengitari sebagian besar area tersebut, kami berjalan keluar menuju utara. Pada lokasi ini kami bisa melihat pendopo alun-alun yang tepat diberada di sebelah kanan. Pendopo terletak tepat ditengah area alun-alun yang berbentuk seperti huruf X ini.
Rest Area
Kami melanjutkan perjalanan menuju area kedua. Area ini merupakan
area bersantai karena merupakan area taman lansia yang disertai gazebo. Selain
itu ada juga ada co-working space, gallery, kantin dan koperasi serta menara pandang.
Kami berkunjung di hari Sabtu, sebagian besar area alun-alun
penuh dengan pengunjung. Kami juga datang saat matahari pagi sudah mulai
merangkak naik. Tidak heran saat memasuki area ini banyak pengunjung yang
memenuhi area ini.
Kami berjalan melewati area yang desain unik ini. Ada jalan
setapak menuju gazebo dan menara pandang disisi kiri, sebuah jalan dibawah area
co-working space disisi tengah dan sebuah tangga lurus menuju ke area co-working
space di lantai 2.
Umma memilih menapaki jalan dibawah co-working space. Area
ini tidak ada pengunjung sehingga kami menyempatkan beberapa saat untuk
beristirahat disini. Langkah umma membawa pada satu set kursi dan meja yang
dimodifikasi dari drum bekas.
Kami menghampiri area yang berada di depan koperasi tersebut.
Akhirnya kami dapat sesaat duduk santai disana. Selepas mengambil beberapa dokumentasi
umma berbincang santai dengan suami. Sedangkan Fa Ha asik bermain pretend play
dengan media meja kasir tidak terpakai yang ada disana.
Co-working space
Selepas beristirahat, umma mengajak Fa Ha menaiki tangga
menuju ke lantai atas. Kami melewati tangga lurus tanpa anak serta pengaman
disisi yang terbuka. Fa Ha meski antusias sempat ketakutan karenanya.
Juntaian tanaman hias menyambut kami, ketika melangkah pada
area tangga mendekati lantai gedung. Beberapa bagian seperti sudah tumbuh
pesat, jatuh hingga kepermukaan tangga. Hal tersebut malah menggganggu perjalanan kami. Namun Fa Ha
malah antusias menyentuh, memegang dan ingin bergelajutan disana.
Saat kami mencapai ujung tangga, ternyata ada garis kuning
tanda kami tidak bisa memasuki area tersebut. Dalam sekali pandang, umma mampu
melihat ada sebuah ruangan berkaca dengan dua buah pintu pada kedua sisi yang
berlawan. Tidak nampak ada aktivitas yang terlihat disana.
Saat perjalan turun, umma baru memperhatikan bahwa ruang
tersebut malah terlihat seperti gudang. Ada banyak perabotan tersimpan disana
termasuk terlihat ada meja tenis terlipat. Mungkin memang belum difungsikan
sepenuhnya mengingat alun-alun baru saja dibuka kembali.
Taman Lansia
Kaki umma melangkah pada area gazebo di sebelah gedung Co-working
space. Ada lima gazebo berbentuk
lingkaran berbagai ukuran pada area ini. Pengunjung memenuhi setiap jengkal
area ini untuk beristirahat. Kami hanya melewatinya dan langsung menuju gedung
yang berada tepat di depannya.
Menara Pandang
Awalnya kami tidak menyadari keberadaannya. Saat masuk
lokasi ini, belum ada peta mengenai penjelasan area di dalam alun-alun. Atau
mungkin umma terlalu asik sehingga tidak memperhatikannya.
Depok sendiri memiliki kontur tanah seperti lembah yang naik
turun. Termasuk area dimana alun-alun ini di bangun. Oleh karena itu tidak
heran bahwa kami tidak bisa melihat dengan jelas setiap area dalam satu pandang
mata.
Saat kami sedang duduk santai, Fa menanyakan mengenai beberapa
pengunjung yang terlihat berada di lantai gedung diseberang kami berada. Mata
kami kemudian langsung terfokus pada logo di atas gedung. Logo itu rasanya
belum kami temukan saat memasuki area sehingga kami tidak yakin dapat mengakses
area tersebut.
“Itu masuk area alun-alun gak ya?” tanya suami pada umma.
“Kita coba nanti jalan dan cari nanti.” Jawab umma singkat.
Saya sempat mengajak Fa dan Ha untuk bermain petak umpet.
Keduanya sudah mulai letih namun ingin terus menjelajahi alun-alun. Saya telah
sampai dahulu di depan gedung dan melambaikan tangan ketika melihat Fa dan Ha
berjalan sambil memanggil umma.
Sesampainya di area gedung, mereka sangat bersemangat menaiki
tiap anak tangga menuju ke atas. Kami bisa menaiki hingga lantai ke 4 saja atau
3 lantai saja jika dihitung dari lantai pertama. Selebihnya hanya petugas yang
boleh mengakses lantai paling atas.
Pada setiap lantai, umma mengajak FaHa untuk melihat ke bawah. Keduanya sangat antusias melihat pemandangan dari atas gedung. Nampak mereka penasaran ketika semakin lama bangunan terlihat semakin kecil. Semakin mereka naik semakin banyak pertanyaan mengenai objek yang mampu mereka lihat dari ketinggian.
Umma dan suami juga baru paham ketika melihat area gazebo
dari atas menara pandang. Ternyata logo yang di atas gedung tersebut juga
tertulis di atas atap gazebo. Logonya sekilas mirip simbol yin yan, namun ini
berwarna kuning dan biru berupa mata air yang bertaut. Sejauh ini umma mencoba
mencari mengenai logo tersebut namun belum menemukan mengenai hal ini.
Penjelajah kami masih panjang, baru setengah nih ummahat. Ikuti cerita kami menjelajah alun-alun Kota Depok selanjutnya. Sampai jumpa
Taman lansia itu memang diperuntukkan kepada lansia ukh?
BalasHapusSenang banget bisa jalan2 bersama keluarga ya..belum pernah ke Depok nih saya
BalasHapusSangat menyengkan menghabiskan waktu bareng keluarga. Apalagi wisatanya gratis😍
BalasHapus