Assalamu'alaikum, kali ini umma mau cerita tentang cara blogger mendukung sustainability. Mau tahu cek secara lengkap ya...
Sustainability
Dalam ekologi, sustainability berarti keberlanjutan. Kata ini berasal dari kata 'sustain' yang artinya 'berlanjut' dan 'ability' yang artinya 'kemampuan'. Sustainability dapat diartikan sebagai sebuah sistem biologis yang tetap mampu menghidupi keanekaragaman hayati dan produktivitas tanpa batas. MasyaAllah
Kata ini memberi arti yang begitu dalam gak sih umm. Layaknya perintah Allah untuk tidak melakukan kerusakan di bumi. Perintah tersebut berhubungan dengan keberlangsungan kehidupan. Kehidupan makhluk ciptaanNya. Astagfirullah
Sayangnya belum banyak manusia yang sadar dengan hal ini. Urusan dunia seringkali menggerus fitrah naluriah manusia. Tidak sedikit yang mengaku takwa namun masih membuang sampah sembarangan. Bahkan mencurangi bumi dalam deforestasi. Astagfirullah.
Cara Blogger Mendukung Sustainability
Umma sebagai hamba ini bisa melakukan hal-hal kecil dari rumah untuk keberlangsungan kehidupan. Seperti yang sempat umma bahas dalam pelestarian alam bawah laut kemarin. Tidak perlu sesuatu yang besar namun kecil namun istiqomah alias konsisten.
Bersuara lewat Sosial Media
Umma yang mendedikasikan dirinya dirumah saja dapat menggunakan kemampuan menulis untuk menuangkan pikirannya melalui sosial media. Tidak perlu muluk-muluk misalnya membuat status di WhatsApp tentang aktivitas bersama anak dalam beberapa hal. Misalnya membuang sampah pada tempatnya, menanam sisa bumbu, sayuran atau buah-buah, menggunakan botol minum dan sebagainya.
Selain itu bisa berbagi ide main dan dokumentasi bermain yang menggunakan barang bekas. Hal tersebut juga secara langsung mengajarkan anak untuk dapat mengelola sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Jika ternyata melalui status whatsapp ini hanya terbatas, bisa menggunakan sosial media yang sedang trend. Misalnya reels Facebook dan tiktok yang memiliki alogaritma canggih. Video pendek di sana memungkinkan untuk di tonton seluruh dunia. Hal tersebut memungkinkan rakyat netizen jelata yang tidak punya follower bisa menjadi viral.
Tahu kisah 5 pemuda dari komunitas Pandawara Group. Lima laki-laki muda asal Bandung yang mendokumentasikan aksi mereka peduli sampah. Mereka membersihkan sampah di beberapa tempat, khususnya sungai.
Awalnya mereka hanya konsisten membagi kegiatan mereka di tiktok namun tak kunjung viral. Lalu ada akun yang mengunggah video mereka di twitter. Kekuatan RT ini membuat mereka lantas menjadi sorotan dan perbincangan hangat sejumlah warganet di dunia maya.
Menuangkan pikiran dalam tulisan
Tidak perlu seekstrem mereka secara kita bu ibu punya lebih banyak amanah juga kan di rumah. Lol. Setidaknya merepost, menstory, menstatus video sejenis itu bisa menjadi bagian kampanye baik untuk circle di sekitar kita. Membiasakan memberitahu kebiasaan baik sudah menjadikan kita menunaikan pesan Allah.Bagi blogger seperti umma, tulisan lebih cocok untuk menuangkan pikiran. Lebih bisa memfasilitasi 20.000 kata dari pada membuat video. Disisi lain males bikin dokumentasi pribadi dan lebih suka ambil foto stock. Lol. Ada yang sama enggak?
Sama halnya blog ini awalnya cuman healing. Terus ikut training dan berani beli domain biar keliatan profesional. Setelah TLD mendadak jadi momblogger. Tara dan saat ini jadi sok-sokan ikut challenge Blogspedia. Ya daripada blog jadi sarang laba-laba dan dedemit.
Awalnya hanya curhat jadi mau gak mau harus bahas tema-tema yang MasyaAllah kepikiran aja enggak, apalagi nulis. Namun ternyata secara umum tema yang meresahkan para blogger tersebut beneran sejalan dengan pemikiran dan keyakinan umma. Allahu Akbar.
Pindah ke kawasan hutan batu dan susah napak tanah buat nyeker. Umma jadi kepikiran untuk kembali ke kampung suatu saat nanti. Bukan kampung halaman karena hometown umma sudah sama tidak nyamannya. Literally kampung dengan kehidupan super slow living. Aamiin.
Jauh sebelum ada video Liziqi dan teman-temannya. Umma pernah bercita-cita hidup di lingkungan dengan padang rumput. Beneran rasanya terealisasikan saat lihat dokumenter keluarga ustad Reza di Selandia Selatan. MasyaAllah.
Apalagi hidup dalam lingkungan keluarga petani yang hijrah jadi pendidik, jadi sebenarnya secara fitrah dan naluri tetap terpelihara. Rasanya menanam di pot itu membuat umma erghh gitu gimana sih. Tapi apa daya tak punya lahan hanya hamparan cor semen atau aspal. Jadi setidaknya untuk FaHa yang besar si lingkungan ini itu hanya sedikit yang bisa dilakukan dengan ktivitas nyata.
Selebihnya lisan ini coba menjelaskan perintah Allah melalui cerita hiperbola serta dongeng "pada suatu hari". Begitu jugalah yang bisa umma tuangkan sebagai blogger masih menjadi "Al kisah". Apalagi trend dimana tidak ada bukti adalah hoak.
Namun sebenarnya konsep dan pemikiran mengenai tips dan trik untuk sustainability tersebut bisa mudah ditemukan di era digital ini. Ada beberapa website dan komunitas pecinta lingkungan misalnya saja WWF, Greenpeace, Zero Waste Indonesia, Diet Kantong Plastik, Youth for Climate Change Indonesia dan 350.org.
Untuk di sosial media sendiri banyak akun lokal Indonesia yang juga aktif menyuarakan aktivitas yang dapat menjaga bumi. Namun umma lebih suka cara penyampaian para influencer muslim yang menyertakan konsep tauhid di dalamnya. Misalnya saja bu DK Wardhani, ustad Dr Zaidul Akbar, dr Zhara Vida, dr Ferihana dan seterusnya.
Kalau umma langsung cocok sama komunitas @ecodeen yang Allah hadirkan di tahun 2021. Ada empat pokok bahasan yang diangkat pada momen ramadhan tahun tersebut. Momen pandemi paska ramadhan pas banget ketika paksu sakit dan drop selama satu bulan. Ilmunya membawa banyak hal hingga menjadikan umma dititik saat ini.
Posting Komentar
Posting Komentar