Setuju gak dengan judul yang umma tulis? Tidak heran kan bagaimana kacaunya konten belakangan ini? Tidak heran cita-cita generasi millenial yaitu populer dan banyak uang.
Pilah Pilih Tontonan
Alogaritma media sosial terus membaca ada ketertarikan audiens terhadap konten-konten tersebut. Para konten kreator terus mengoreng topik atau tema yang disukai pasar. Konten-konten tidak edukatif yang terus berseliweran.
Untuk kita para orang dewasa, mungkin melihat video tersebut hanya sebagai hiburan. Namun berbeda apabila hal tersebut disaksikan oleh anak-anak. Simpelnya begini, FaHa menonton aksi Shiva dalam melawan penjahat. Tidak lama mereka akan bermain peran menjadi penjahat dan pahlawan. Yang berakhir dengan teriak Kaka Fa yang terus ditendang, ditarik, bahkan dikejar oleh adik Ha.
Belum lagi jika video yang di tonton sarat dengan kebencian atau kekerasan. Tidak heran tayangan SmackDown di Indonesia dihentikan. Hal tersebut ditengarai terjadi beberapa insiden yang mengakibatkan cedera dan kematian anak-anak yang menirukan gerakan gulat dalam acara tersebut.
Kemajuan Teknologi
Malah di jaman teknologi berkembang pesat seperti saat ini. Video apapun pasti mendapatkan komentar positif dan negatif. Alih-alih memberikan saran, kritik dan nasehat malah menjadi hujatan dan pembullyan.
Menjadi populer dan banyak uang mungkin tidak hanya menjadi cita-cita generasi millenial. Tapi impian banyak orang atau malah seluruh dunia ya? Kalo umma uangnya aja sih, kalau populernya gak sanggup.
Trend Viral
Kepopuleran mendadak saat ini sangat mungkin terjadi karena video pendek yang tiba-tiba viral. Terutama untuk kasus-kasus yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Misalnya kasus kriminal, perselingkuhan, pembullyan dan lain-lain.
Curhat Norma Risma di akun tiktok langsung viral dan netizen secepat kilat menguak wajah-wajah yang sebelumnya disensor. Awalnya hanya curhat malah tidak secara langsung mengumbar aib keluarga. Naudzubillah.
Video penelusuran Bang Brew terhadap rumah mewah terbengkalai juga menjadi viral. Awalnya hanya memiliki kesamaan nasib malah menjadi persaudaraan. Berkah pun bertubi-tubi datang untuk Tiko yang tetap berbakti pada ibunya dikala susah.
Lika Liku Popularitas dan Banyak Uang
Namun tidak sedikit anak atau remaja yang harus mengalami banyak kerugian karena kepopuleran. Misalnya saya kisah Ponari pemilik batu atau Tegar Septian si pengamen cilik
Baru-baru ini Fujianti Utami Putri atau yang lebih sering dipanggil Fuji hadir dalam podcast Denny Sumargo. Video yang berdurasi kurang lebih satu jam tersebut menunjukkan bahwa ada sesuai yang disembunyikan. Umma baru menonton hari ini meskipun sejak dua hari yang lalu sudah ada di beranda YouTube dan sudah tembus 3 juta penonton.
Umma akhir menonton video tersebut karena video channel pribadinya muncul di beranda pagi ini. Gadis berusia 20 tahun tersebut mampu membeli rumah seharga 13.5 Milliar di kawasan Cilandak Townhouse. Kedua orang tuanya bangga, bahkan dirinya merasa bangga mampu bertransformasi menjadi pekerjaan keras.
Umma aja belum pernah membayangkan tidur ditumpukan uang satu emmmmmm, apalagi puluhan ember. Masyallah, Allahuakbar.
Pencapaian Fuji terbilang sangat singkat hanya dalam waktu kurang lebih dua tahun. Berbeda dengan sang almarhum kaka ipar Vannesa Angel. Dahulu kakaknya lebih populer namun belum mampu mencapai impian seperti dirinya.
Obrolan dimulai dengan sang host menanyakan cita-citanya dahulu. Dimana profesi sebagai publik figur tidak pernah ada dalam benaknya. Pertanyaan mendalam dan berlahan diajukan kepada mantan kaka luka batin atas kepopuleran. Pada setengah video ke belakang barulah terkuak, bahwa kepopulerannya secara mendadak menimbulkan luka batin yang teramat mendalam.
Banyak penolakan dalam jiwanya yang ter-ekspresi menjadi rasa cuek, tidak mau tahu, tidak peduli dan seterusnya. Jalur kedukaan terus menjadi bahan netizen mengomentari prestasinya. Momen yang tidak akan dapat diulang ini dia "pilih" nyatanya menjadi boomerang.
Belum lagi sorot kamera terus mengikutinya ketika kemarin sempat menjalin hubungan dengan sosok dari keluarga besar Gen Halilintar. Sosok Fuji telah berubah menjadi orang lain. Bahkan konsultasi pada psikiater pun tidak mampu membantu dirinya.
Pada akhir video terungkap dia bahagia hanya dengan keliling jalanan yang dahulu dilakukan bersama almarhum dan suami. Kegiatan sederhana tanpa mengeluarkan uang. Momen bahagia bersama tersebut sangat dirindukan.
Denny Sumargo selalu host menyarankan untuk minggir sejenak dari spotlight untuk menyebut luka batinnya. Jujur pas bagian ini umma terperangah. Jadi ingat ketika kehamilan adik Ha. Allah letakkan umma sejauh-jauhnya dari lingkungan sebelumnya.
Refleksi Tontonan
Tidak banyak manusia yang bisa menangkap petunjuk Allah. Lalu terlena dan melekat dengan dunia. Populer dan uang banyak adalah ujian. Sudah banyak contohnya kan?
Jika saja saat itu Allah tidak mentakdirkan adik Ha. Umma yakin tidak pernah menjadi diri umma sekarang. Umma akan sibuk mengejar matahari (baca.dunia). Kepanasan, kehausan, kecapekan, lalu kelaparan, dan akan terus begitu hingga ajal menjemput.
Waktu rehat tersebut memaksa dan menurut umma diam (hanya bahasa kiasan). Lalu fokus membersamai FaHa tanpa sadar umma banyak belajar saat momen-momen tersebut. Momen yang tidak bisa diulang, harus diterima, dikenali dan dikelola.
Semoga Allah mudahkan diri ini untuk terus belajar menjadi diri, anak, istri dan ibu yang lebih baik setiap hari.
Luka batin umma muncrat, semuncratnya dalam proses memiliki kaka Fa, namun Allah berikan obat dengan cepat melalui adik Ha. Lima tahun sudah berlalu namun nyatanya dada ini sering melewatkan astaghfirullah ketika dipamerin gemerlapnya dunia.
Seperti halnya momen kemarin yang baru saja terjadi. Umma menjalin silaturahmi ke sanak famili. Saudara sepantaran datang berpasang-pasangan dengan mengendarai kendaraan pribadi. Sedangkan umma hadir hanya bersama FaHa dan numpang lagi. Belum lagi lihat merk handphone atau brand pakaian yang mereka kenakan.
Sepanjang perjalanan pulang umma terdiam. Suara di telinga kanan dan kiri terus bersahutan. Bisikan terus menggema hingga pagi hari. Akhir umma mengucap astagfirullah.
"Beda umm, alhamdulillah seluruh keluarga sehat, rukun dan tidak punya hutang. Itu cukup. "
Menata Ulang Cita-cita Generasi Milenial
Sesimpel itu kenapa kepopuleran dan uang banyak menjadi cita-cita generasi milenial. Generasi yang hidup dimasa pandemi dan akrab dengan gadget jelas menjadikan konten kreator di media sosial menjadi kiblat. Bahkan generasi tua juga banyak yang tertipu dengan flexing dari para affliator.
Sebagai orang tua, umma merasa bersyukur ditempat pada posisi saat ini. Allah beri kesempatan belajar lagi mulai dari nol, alhamdulillah tidak sampai minus. Sadar diri bahwa diri ini belum mampu jika harus pada posisi tersebut.
Terlebih lagi setelah lepas dari riba yang mungkin sudah mendarah daging pada tubuh ini. Semua terasa lebih tenang, lebih mengalun dan harmonis. FaHa juga lebih mudah diarahkan terutama dalam hal pengeluaran jajan.
Membangun Cita-Cita Mulia
Penanaman tauhid sejak dini memang perlu dilakukan. Hal tersebut agar anak-anak generasi akhir jaman ini mampu menemukan jalan lurus. Bukan mengejar kepopuleran dan uang banyak, namun ke bermanfaat di bumi.
Yup untuk bisa meluaskan manfaat memang dibutuhkan uang, tapi bukan hal tersebut satu-satunya. Anak perlu banyak bekal untuk bisa berjalan tegak di atas bumi yang sudah rentan. Jangan sampai kejadian seperti anak pejabat kemarin. Nauzubillah.
Popularitas juga dapat menjadi media untuk meluaskan manfaat. Namun popularitas yang bagaimana? Negatif dan menimbulkan huru hara?
Penutup
Semoga ke depan makin banyak konten kreator muda yang memberikan tontonan edukasi sarat dengan nilai positif. Sehingga populer dan uang banyak tidak lagi menjadi daftar pertama cita-cita generasi milenial.
Posting Komentar
Posting Komentar