Tepat delapan bulan yang lalu, kami memulai cerita baru. Kami menanggalkan gelar akademis untuk membuka usaha retail kecil. Usaha yang sudah mulai dirintis sejak 2017.
Kami mewujudkan usaha tersebut karena satu alasan mendasar. Pendapatan sampingan ini lah yang menopang kehidupan saat masa pandemi. Lucu bukan, bahkan gaji bulanan pun mengalir seperti lahar.
Suami memang memiliki bakat alami untuk berdagang. Jauh sebelum kami dipertemukan dia sudah aktif berjualan koran sejak masa sekolah. Berbeda dengan saya yang bermodal keyakinan atas janjiNya.
Sebulan pertama terasa begitu amat berat sangat untuk saya sebagai pribadi, istri maupun ibu. Hal tersebut karena seluruh tabungan berwujud modal tempat dan barang. Setiap saat terasa begitu mendebarkan.
Seminggu pertama hanya berharap ada yang mampir, meski hanya sekedar melihat. Allah Maha Baik, hujan hampir setiap hari turun. Halaman kami cukup luas untuk berteduh layaknya promosi gratis.
Sayangnya tidak semua manusia itu tumbuh baik. Bulan pertama kami lalui, penghasilan harian mulai terlihat.Pelanggan kami tiba-tiba hilang tak berkunjung. Suami Allah beri petunjuk untuk segera bertindak.
"Mas kok tutup terus?" pelanggan kami bertanya saat berkunjung kembali.
Tidak hanya satu, namun beberapa yang menanyakan hal yang sama. Kami yang mendengar tetap tidak percaya dengan apa yang sempat terjadi. Alhamdulillah sejak saat itu penghasilan harian mulai meningkat.
Janji Allah itu nyata untuk kami. Suami dimudahkan mendapatkan barang dengan harga dibawah pasaran meski dengan jumlah pembelian kecil. Akhirnya kami menjual barang dibawah harga pasaran. Pelanggan tidak henti datang sejak pagi hingga waktu tutup.
Namun waktu tersebut tidaklah lama. Stok barang mulai langka. Nilai barang mulai naik kembali tak menentu. Kebijakannya pembelian pun mulai diatur ulang.
Meski begitu, penghasilan kami mulai terus naik pada angka yang stabil. Kami semakin yakin untuk berjalan maju. Kami yakin roda pasti berputar.
Suami menanyakan pendapat saya saat masa kontrak tempat hampir habis. Sejujurnya saya minta diperpendek karena kami masih belajar. Namun keyakinan beliau berbeda, sebagai istri ya menyerahkan semua keputusan padanya.
Posting Komentar
Posting Komentar